Madinah – Perluasan tak henti-hentinya dilakukan Kerajaan Arab Saudi pada tempat-tempat suci umat Islam. Selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Saudi juga akan memperluas kawasan Mina mulai tahun depan.
Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al-Faisal, mengumumkan bahwa Proyek Perluasan Mina akan dimulai tahun depan sehingga Mina mampu menampung jamaah haji lebih banyak lagi.
Media Saudi Gazette melaporkan, Pangeran Khaled menyatakan, sejumlah ahli telah direkrut untuk mengkaji kekurangan layanan bagi tamu Allah. Hasil kajian ini akan dimasukkan dalam rencana Proyek Raja Abdullah terkait pembangunan Makkah.
Mina terletak 5 km sebelah timur Makkah. Letaknya antara pusat kota Makkah dan Arafah, tempat wukuf jamaah haji.
Mina mendapat julukan Kota Tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji seluruh dunia. Di padang Mina yang seluas 600 hektar, jamaah akan menginap 3 hari untuk melakukan ritual lempar jumroh.
Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung, hanya saja terpalnya digulung. Menurut laporan Media Center Haji (MCH), saat ini Kota Tenda masih sepi, tenda-tenda tampak berdebu.
Terpal tenda-tenda itu berbahan khusus teflon yang tahan api hingga suhu 700 derajat Celcius. Tenda dilengkapi pendingin ruangan untuk meredam iklim di Saudi yang kering dan panas menyengat.
Pada 2 Juli 1990, di kawasan ini terjadi musibah yang merenggut 1.400 jiwa, termasuk 659 jamaah Indonesia. Korban tewas jatuh karena jutaan jamaah berdesakan di terowongan Muashim di Mina. Masyarakat Indonesia menyebut peristiwa itu sebagai ‘tragedi Mina’.
Kabid Pembinaan Ibadan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1432 H, Surahmat, menuturkan, padang Mina berbentuk cekungan dikelilingi gunung-gunung. Sejak dia bertugas tahun 1980-an, tenda untuk jamaah haji Indonesia yang disediakan Saudi, terasa lega. Tapi seiring dengan bertambahnya kuota haji Indonesia, yang tahun ini saja 221 ribu orang, maka tenda itu terasa sempit.
“Jadi tidak ada pemadatan, yang ada adalah tenda yang sama dipakai oleh jamaah yang semakin bertambah setiap tahun,” ujarnya saat bertandang ke Daker Madinah, Kamis (20/10/2011). Memperluas tenda bukan perkara mudah sebab kiri kanan padang Mina adalah gunung berbatu.
Sedangkan Kepala Satuan Operasiaonal Armina, Letnan Kolonel CAJ Abu Haris Muthohar mengingatkan, prosesi haji di Mina membutuhkan stamina prima karena jamaah akan berjalan hingga 3 km untuk melempar jumroh. Di sinilah banyak kejadian jamaah tersesat, kelelahan, dan berdesakan, serta kasus jamaah melanggar waktu lontar jumroh.
(nrl/vit) | detikNews
Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al-Faisal, mengumumkan bahwa Proyek Perluasan Mina akan dimulai tahun depan sehingga Mina mampu menampung jamaah haji lebih banyak lagi.
Media Saudi Gazette melaporkan, Pangeran Khaled menyatakan, sejumlah ahli telah direkrut untuk mengkaji kekurangan layanan bagi tamu Allah. Hasil kajian ini akan dimasukkan dalam rencana Proyek Raja Abdullah terkait pembangunan Makkah.
Mina terletak 5 km sebelah timur Makkah. Letaknya antara pusat kota Makkah dan Arafah, tempat wukuf jamaah haji.
Mina mendapat julukan Kota Tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji seluruh dunia. Di padang Mina yang seluas 600 hektar, jamaah akan menginap 3 hari untuk melakukan ritual lempar jumroh.
Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung, hanya saja terpalnya digulung. Menurut laporan Media Center Haji (MCH), saat ini Kota Tenda masih sepi, tenda-tenda tampak berdebu.
Terpal tenda-tenda itu berbahan khusus teflon yang tahan api hingga suhu 700 derajat Celcius. Tenda dilengkapi pendingin ruangan untuk meredam iklim di Saudi yang kering dan panas menyengat.
Pada 2 Juli 1990, di kawasan ini terjadi musibah yang merenggut 1.400 jiwa, termasuk 659 jamaah Indonesia. Korban tewas jatuh karena jutaan jamaah berdesakan di terowongan Muashim di Mina. Masyarakat Indonesia menyebut peristiwa itu sebagai ‘tragedi Mina’.
Kabid Pembinaan Ibadan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1432 H, Surahmat, menuturkan, padang Mina berbentuk cekungan dikelilingi gunung-gunung. Sejak dia bertugas tahun 1980-an, tenda untuk jamaah haji Indonesia yang disediakan Saudi, terasa lega. Tapi seiring dengan bertambahnya kuota haji Indonesia, yang tahun ini saja 221 ribu orang, maka tenda itu terasa sempit.
“Jadi tidak ada pemadatan, yang ada adalah tenda yang sama dipakai oleh jamaah yang semakin bertambah setiap tahun,” ujarnya saat bertandang ke Daker Madinah, Kamis (20/10/2011). Memperluas tenda bukan perkara mudah sebab kiri kanan padang Mina adalah gunung berbatu.
Sedangkan Kepala Satuan Operasiaonal Armina, Letnan Kolonel CAJ Abu Haris Muthohar mengingatkan, prosesi haji di Mina membutuhkan stamina prima karena jamaah akan berjalan hingga 3 km untuk melempar jumroh. Di sinilah banyak kejadian jamaah tersesat, kelelahan, dan berdesakan, serta kasus jamaah melanggar waktu lontar jumroh.
(nrl/vit) | detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar