Madinah – Masjid Nabawi didirikan Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam sekitar tahun 622 setelah hijrah di Madinah. Kala itu, masjid itu hanyalah masjid open air seluas 805 meter persegi berdinding batu bata dan batang pohon kurma.
Tapi sekarang, masjid itu telah menjelma menjadi tempat ibadah yang luasnya 100 kali lipat dari luas awal, serta menampung sejuta jamaah di musim haji dan penuh peranti moderen yang serba elektris dan mekanis.
Salah satu teknologi maju di masjid kedua terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah itu adalah penggunaan sistem pendingin dan pelembab udara di pelataran masjid.
Pelataran masjid menjadi tempat ibadah yang sejuk dengan kanopi-payung nan indah plus kipas angin yang menghembuskan uap air. Semua fasilitas berteknologi itu membuat jamaah tetap nyaman dan sejuk berada di pelataran masjid di siang bolong yang menyengat sekalipun.
Khusus untuk kipas angin, terdapat 436 unit yang dipasang di 218 tiang yang berada di pelataran timur utara, barat dan selatan. Setiap tiang dipasang dua unit kipas angin.
Kipas-kipas angin ini bukan kipas angin biasa. Alat ini dilengkapi dengan onderdil yang berfungsi untuk menyemprotkan titik-titik air. Dan ketika kipas-kipas ini diaktifkan, udara akan terasa sejuk, suasana terasa lembab tanpa ada tetesan dan bekas-bekas air.
Tabloid Al Nadwah menulis, air yang disemprotkan oleh kipas-kipas angin itu disalurkan dari dua stasiun di ruang parkir di bawah masjid. Stasiun itu memompa air setelah memisahkan dari material yang merugikan dan mensterilkannya dari bakteri dengan sistem disinfeksi gelombang UV.
Semua perlengkapan yang terkait dengan sistem di atas, dibuat sedemikian rupa dengan sistem kontrol pilar/tiang yang tersembunyi. Tujuannya untuk menjaga bentuk arsitektur dan keindahan masjid.
Masjid Nabawi alias Masjid Nabi menjadi tujuan pertama jamaah haji Indonesia gelombang I, sebelum jamaah mengarah ke Makkah untuk berhaji. Sedang jamaah gelombang II mampir di Masjid Nabawi usai puncak haji November nanti.
Tahun depan, pelataran masjid ini untuk kesekian kalinya akan diperlus. Sekitar 60 hotel di sekitarnya akan dirobohkan untuk proyek Raja Abdullah, sang Pelayan Dua Masjid Suci.
(nrl/irw) | detikNews
Tapi sekarang, masjid itu telah menjelma menjadi tempat ibadah yang luasnya 100 kali lipat dari luas awal, serta menampung sejuta jamaah di musim haji dan penuh peranti moderen yang serba elektris dan mekanis.
Salah satu teknologi maju di masjid kedua terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah itu adalah penggunaan sistem pendingin dan pelembab udara di pelataran masjid.
Pelataran masjid menjadi tempat ibadah yang sejuk dengan kanopi-payung nan indah plus kipas angin yang menghembuskan uap air. Semua fasilitas berteknologi itu membuat jamaah tetap nyaman dan sejuk berada di pelataran masjid di siang bolong yang menyengat sekalipun.
Khusus untuk kipas angin, terdapat 436 unit yang dipasang di 218 tiang yang berada di pelataran timur utara, barat dan selatan. Setiap tiang dipasang dua unit kipas angin.
Kipas-kipas angin ini bukan kipas angin biasa. Alat ini dilengkapi dengan onderdil yang berfungsi untuk menyemprotkan titik-titik air. Dan ketika kipas-kipas ini diaktifkan, udara akan terasa sejuk, suasana terasa lembab tanpa ada tetesan dan bekas-bekas air.
Tabloid Al Nadwah menulis, air yang disemprotkan oleh kipas-kipas angin itu disalurkan dari dua stasiun di ruang parkir di bawah masjid. Stasiun itu memompa air setelah memisahkan dari material yang merugikan dan mensterilkannya dari bakteri dengan sistem disinfeksi gelombang UV.
Semua perlengkapan yang terkait dengan sistem di atas, dibuat sedemikian rupa dengan sistem kontrol pilar/tiang yang tersembunyi. Tujuannya untuk menjaga bentuk arsitektur dan keindahan masjid.
Masjid Nabawi alias Masjid Nabi menjadi tujuan pertama jamaah haji Indonesia gelombang I, sebelum jamaah mengarah ke Makkah untuk berhaji. Sedang jamaah gelombang II mampir di Masjid Nabawi usai puncak haji November nanti.
Tahun depan, pelataran masjid ini untuk kesekian kalinya akan diperlus. Sekitar 60 hotel di sekitarnya akan dirobohkan untuk proyek Raja Abdullah, sang Pelayan Dua Masjid Suci.
(nrl/irw) | detikNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar