Kamis, 10 November 2011

Mengenal Makkah dan Madinah 1

Segala puji bagi Allah Yang Maha Memberi lagi Maha Kaya, tiada Tuhan selain Dia. Dia yang menjadikan Makkah sebagai Baitul Haram, sebuah tempat yang paling mulia.Makkah Al-Mukkarramah adalah sebuah negeri yang dipilih Allah sebagai tempat bagi Bait-Nya. Oleh karena itu, Dia menyucikan dan menjadikannya sebagai tanah suci yang damai, melipatgandakan amal kebajikan yang dikerjakan di sana, serta menjadikannya sebagai masjid dan kiblat dunia. Rasulullah SAW bersabda " Satu kali shalat di masjidku ini lebih baik darpada seribu kali shalat di masjid-masjid yang lain,kecuali Masjidil Haram.Sedangkan satu kali shalat di Masjidil Haram itu lebih utama dari pada seratus ribu kali shalat di tempat lain.
Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengejakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa menginkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (QS. Alu 'Imran: 96,97)

HAJAR ASWAD
Hajar aswad adalah batu berwarna hitam yang berada di sudut tenggara Ka'bah dilingkari besi putih yang direkat dengan timah,terletak kira-kira setinggi satu setengah meter dari permukaan lantai masjid. Pada saat melakukan tawaf kita dianjurkan menyentuhnya,karena mempunyai beberapa keutamaan yang agung. Hajar Aswad termasuk di antara tanda-tanda kebesaran Allah SWT di muka bumi. Menurut sejarahnya batu ini ketika diturunkan dari surga berwarna putih mengkilap kemudian karena kedurhakaan anak-anak Adam,batu ini makin hitam dan makin hitam. Dan sejarah batu ini sangat panjang sepanjang sejarah Ka'bah. Diantara peristiwa penting yang berkenaan dengan batu ini adalah yang terjadi pada tahun 16 sebelum hijrah(606 M) yaitu ketika suku Quraisy melakukan pemugaran Ka'bah. Pada saat itu hampir saja terjadi pertumpahan darah yang hebat karena ada empat kabilah dalam suku Quraisy sudah saling bersitegang mempertahankan pendapat masing-masing dalam perselisihan tentang siapa yang berhak mengangkat dan meletakkan batu ini pada tempatnya setelah pemuguran selesai.Selama lima hari lima malam mereka dalam situasi gawat akhirnya muncul usu dari Abu Umayyah bin Mughirah yang mengatakan " Alangkah baiknya kalau keputusan ini kita serahkan kepada orang yang pertama kali masuk masjid pada hari ini ". Dan ternyata orang yang pertama kali masuk pada hari itu adalah Muhammad Bin Abdullah (35 tahun) yaitu Nabi Muhammad sebelum menjadi Nabi Yang pada saat itu sudah bergelar al-amin (Orang yang terpercaya) karena beliau tidak pernah berbohong dan tidak pernah ingkar janji,hal ini sudah menjadi rahasia umum dan seluruh penduduyk Makkah mengakui hal itu. Maka mereka langsung minta kepada beliau untuk mengambil keputusan tentang pertikaian yang berbahaya itu. Kemudian Muhammad Bin Abdullah menuju tempat penyimpanan batu itu lalu membentangkan sorbannya dan meletakkan batu ditengah-tengah sorban,lantas menyuruh seorang wakil masing-masing kabilah yang sedang bertengkar. Maka empat orang itulah yang mengangkat batu itu secara bersama-sama lalu Muhammad yang memasang pada sudut Ka'bah maka terhindarlah adu senjata. Kisah inilah yang mengilhami sebagian orang bahwa peletakan batu tertentu (misalnya batu pertama) pada suatu bangunan memiliki nilai yang sangat penting dan berharga karena menyangkut perjalanan sejarah kehidupan. Selain batu yang terdapat pada Ka'bah Al-Musyarrafah ini tidak ada batu lain yang boleh dicium dan dibacakan takbir atasnya oleh manusia.Sudut hitam Hajar Aswad merupakan yamin Allah SWT di bumi. Dengannya Dia menyalami hamba-Nya sebagaimana seseorang bersalaman dengan saudaranya,Rasulullah SAW. mengatakansesungguhnya pada hajar aswad itu terdapat tujuh puluh malaikat,tengah memohonkan ampun ( kepada Allah ) untuk orang-orang muslim dan mukmin dengan tangan-tangan mereka, seraya rukuk, sujud dan bertawaf.
AIR ZAM-ZAM

Tempatnya 20 meter ke kiri dari Masjidil Haram ada semacam terowongan dengan trap trap ke bawah, di dalam sumber air Zam Zam itu berada yang sekarang sudah ditutup dan dipagari dengan kaca tebal yang didalamnya sudah dipasangi instalasi pipa modern untuk mengalirkan air Zam Zam itu ke tempat tempat yang sudah ditentukan. Dahulu pada masa jahiliah air zamzam dijuluki syabba'ah (yang banyak mengeyangkan),dan diyakini bahwa ia adalah sebaik-baik penolong bagi keluarga. Air zam-zam memiliki nilai yang sangat tinggi bagi ummat Islam karena ini adalah air Barokah,air yang diberikan oleh tuhan Yang Maha Pemurah sehingga dapat diminum untuk apa saja. Seperti yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW dan Nabi tidak menyatakan sesuatu kecuali wahyu dari Allah "Air zam-zam dapat diminum untuk apa saja ". Air zam-zam rasanya agak lain dari air biasa namun demikian yang penting riwayat dari sumur itu sendiri. Waktu Nabi Ismail as. dan ibunya (Siti Hajar) ditinggalkan oleh Nabi ibrahim di lembah itu setelah kehabisan persediaan air untuk minum maka ibunya pergi ke bukit Shafa mencari-cari mata air tetapi yang dicari tidak ada,maka pergilah ia ke bukit Marwah tetapi juga tidak mendapat mata air. Berlari-lari antara Shafa dan Marwah sampai tujuh kali namun tidak berhasil juga. Tiba-tiba ia mendengar suara yang tidak ada wujudnya. Siti Hajar berkata : Saya mendengar suaramu,tolonglah aku jika engkau punya kebaikan. Malaikat Jibril menampakkan diri dan memukul tanah yang akhirnya memancarlah sumber air. Siti hajar membendung seraya berkata-kata zamzam-zamzam,karena kuatir kalau air itu mengalir ke mana-mana. Di tempat mata air inilah akhirnya disebut sumur zam-zam. Nabi Muhammad SAW bersabda "Andaikata Siti Hajar membiarkan ir itu mengalir niscaya sumur itu menjadi mata air yang mengalir. Dengan air zam-zam itulah Siti Hajar dan puteranya Nabi Ismail as. dapat menyambung hidupnya. Keistimewaan sumur zam-zam ini antara lain meskipun airnya setiap hari diambil beribu-ribu liter,namun tidak pernah berkurang. Jamah haji yang baru pulang menunaikan ibadah haji umumnya membawa oleh-oleh dan tidak ketinggalan membawa korma dan air Zam-zam.
MAQOM IBRAHIM
 
 
Maqam Ibrahim, itu sebuah batu yang ditutup dengan kaca dan dibuat runcing tirus di bagian atapnya. Batu terdapat bekas telapak kaki (atsar) Ibrahim a.s. Dahulu batu itu dalam keadaan seperti sekarang ini, hanya saja Allah SWT hendak menjadikan maqam itu sebagai salah satu tanda diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya. Ketika Allah SWT menyuruh Ibrahim a.s. untuk menyeru kepada manusia agar mereka mengerjakan haji, maka dia(Ibrahim) berdiri dia tas maqam itu. Lalu maqam itu menjadi tinggi sehingga melebihi gunung-gunung dan tampak menonjol diantara apa-apa yang ada dibawahnya. Kemudian Ibrahim berkata,"Wahai umat manusia,penuhilah panggilan Tuhanmu." Kemudian manusia pun memenuhi panggilan Tuhannya,seraya berseru,Labbaik Allahumma Labbaik (Ya Allah, kami datang memenuhi panggilanmMu,ya Allah). Diatas maqam itu terdapat bekas dua telapak kaki Nabi Ibrahim sesuai dengan kehendak Allah SWT. Ibrahim memandang ke kanan dan ke kiri seraya berkata, " Penuhilah panggilan Tuhanmu." Ketika selesai melakukan itu,dia meletakkan maqam itu sebagai kiblat. Selanjutnya,dia melakukan salat menghadap ke arahnya (menghadap pintu Ka'bah). Dengan demikian,jadilah ia kiblat hingga masa yang dikehendaki Allah. Berikutnya,Ismail mengerjakan salat menghadap ke arahnya (menghadap pintu Ka'bah). Diantara maqam Ibrahim a.s dan hajar aswad hingga zamzam, terdapat kuburan sembilan puluh sembilan orang nabi, mereka datang untuk menunaikan ibadah haji, kemudian mereka dikuburkan disana. Batu itu adalah pengganjal kaki Nabi Ibrahim as. sewaktu membangun Ka'bah. Jadi Maqam Ibrahim itu bukan kuburan Nabi Ibrahim. Maqam Ibrahim adalah satu diantara tempat mustajab.
MASJID NABAWI

Sejarah berdirinya Masjid Nabawi yaitu ketika Rasulullah SAW. Masuk Madinah, kaum Ansar mengelu-elukan beliau serta menawarkan rumah untuk beristirahat. Namun Rasulullah SAW menjawab dengan bijaksana : "Biarkanlah unta ini jalan,karena ia diperintahkan Allah. Setelah sampai di tanah milik kedua anak yatim bernama Sahal dan Suhail keduanya anak Amr bin Amarah dibawah asuhan Mu'adz bin Atrah,unta tersebut berhenti,kemudian beliau dipersilahkan oleh Abu Ayub Al Ansari,tinggal di rumahnya. Setelah beberapa bulan di rumah Au Ayub Al Ansari,Nabi mendirikan masjid di atas sebidang tanah yang sebagian milik As'ad bin Zurrah, sebagian milik kedua anak yatim (Sahal dan Suhai), dan sebagian lagi tanah kuburan Musyrikin yang telah rusak.Tanah kepunyaan kedua anak yatim tadi dibeli dengan harga sepuluh dinar yang dibayar oleh Abu Bakar Ra sedang tanah kuburan serta milik As'ad Bin Zurrah diserahkan sebagai wakaf. Waktu membangun masjid Nabi meletakkan batu pertama,selanjutnya kedua,ketiga,keempat dan kelima masing-masing oleh sahabat Abu Bakar,Umar,Usman dan Ali. Kemudian dikerjakan dengan gotong royong sampai selesai. Pagarnya dari batu tanah (setinggi kurang lebih 2 meter) tiang-tiangnya dari batang kurma,atap dari pelepah pohon kurma,halaman ditutup denga batubatu kecil,kiblat menghadap ke Baitul Maqdis,karena waktu itu perintah Allah SWT.
untuk menghadap Ka'bah belum turun. Pintunya tiga buah,yaitu pintu kanan,pintu kiri dan pintu belakang.Panjang masjid 70 hasta,lebar 60 hasta. Dengan demikian masjid itu sederhana sekali tanpa hiasan,tanpa tikar dan untuk penerangan waktu malam hari digunakan pelepah kurma kering yang dibakar. Masjid tersebut dibuat tahun ke-1 Hijriah. Di sisi masjid dibangun tempat kediaman Nabi dan Keluarganya yang kemudian mejadi tempat pemakamannya.Jumlah pintu yang dibuat sampai dengan masa Raja Abd. Aziz ialah Bab Su'ud,Abdul Aziz,Abdul Majid,Abu Bakar Assiddiq,Umar bin Khattab,Usman bin 'Affan,Babus Salam,Babur Rahman,Babun Nisa,Bab Jibril. Setiap pintu tingginya 6 m dan lebar 3,2 m dibuat dari kayu dihiasi ukiran dari tembaga kuning model Arab. Jumlah tiang sebanyak 232 buah,masing-masing tingginya 5 m. Didirikan 2 buah menara terletak di muka masjid tingginya masing-masing 70 m. Setelah perluasan di masa Raja Fahd jumlah pintu,tiang dan menara bertambah banyak dan seluruh ruangan ber-AC (full AC). Data perkembangan masjid Nabawi mulai dari zaman rasulullah SAW. sebagai berikut: Luas masjid waktu dibangun oleh Rasulullah 2.475 M2,tambahan Khalifah Usmar bin Khattaab 1.100 M2,tambahan Khalifah Usman bin Affan 496 M2, tambahan Khalifah Walid bin Abdul Malik 2.369 M2,tambahan Khalifah Abbas Al Mahdi 2.450 M2,tambahan Malik Al Qait Bey 120 M2,tambahan Khalifah Sultan Abdul Majid Al Usmani 1.293 M2,tambahan Mali Faisal 600 M2. Pada saat Malik Fahd sedang melaksanakan perluasan Masjid Nabawi tersebut seluas 82.000 M2.












 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Design by Visit Original Post Islamic2 Template